Zakat penghasilan adalah zakat yang dikeluarkan atas penghasilan atau pendapatan yang diperoleh seseorang, baik itu dari gaji, upah, keuntungan usaha, ataupun sumber pendapatan lainnya. Zakat ini wajib dikeluarkan jika penghasilan yang diperoleh telah mencapai nisab dan sudah melewati haul (setahun penuh), seperti halnya zakat maal.

Pada dasarnya, zakat penghasilan memiliki prinsip yang mirip dengan zakat maal, tetapi yang membedakannya adalah sumber harta yang dikenakan zakat, yaitu penghasilan atau pendapatan yang diperoleh secara berkala (harian, bulanan, tahunan) melalui pekerjaan atau usaha.

Syarat Zakat Penghasilan

Zakat penghasilan diwajibkan bagi orang yang memenuhi syarat-syarat berikut:

Memiliki penghasilan: Penghasilan tersebut dapat berasal dari pekerjaan, usaha, atau profesi.
Mencapai nisab: Penghasilan yang diterima dalam suatu tahun hijriyah setara dengan nisab yang berlaku. Nisab ini biasanya dihitung berdasarkan harga 85 gram emas.
Penghasilan yang diperoleh bersih: Zakat dihitung dari penghasilan bersih setelah dikurangi dengan kebutuhan pokok atau biaya hidup (misalnya, biaya makan, tempat tinggal, dan kebutuhan penting lainnya).

Besaran Zakat Penghasilan

Zakat penghasilan yang wajib dikeluarkan adalah sebesar 2,5% dari penghasilan bersih yang diterima setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari.

Misalnya, jika seseorang memperoleh penghasilan bulanan sebesar Rp 10.000.000, dan setelah dihitung biaya hidup atau kebutuhan pokoknya sebesar Rp 7.000.000, maka zakat yang harus dikeluarkan adalah 2,5% dari Rp 3.000.000, yaitu Rp 75.000.

Perbedaan Zakat Penghasilan dengan Zakat Maal

Zakat penghasilan: Dikenakan pada penghasilan atau pendapatan yang diperoleh dalam suatu periode (misalnya bulanan atau tahunan).
Zakat maal: Dikenakan pada harta yang dimiliki dan disimpan dalam jangka waktu setahun, seperti uang tabungan, emas, dan harta lainnya.

Tujuan Zakat Penghasilan

Zakat penghasilan bertujuan untuk:

Menjaga keseimbangan sosial: Dengan memberikan sebagian penghasilan kepada mereka yang membutuhkan, membantu mengurangi kesenjangan sosial.
Membersihkan harta: Mengingatkan orang-orang yang berpenghasilan tinggi untuk berbagi kepada sesama, membersihkan harta mereka, dan memperoleh keberkahan dalam hidup.
Membantu orang yang kurang mampu: Agar mereka juga dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Zakat penghasilan ini, meskipun tidak sepopuler zakat maal, memiliki peran penting dalam sistem distribusi kekayaan dalam Islam.